Denial-of-Service (DoS) attack adalah jenis serangan cyber yang bertujuan untuk membuat jaringan, sistem, atau layanan menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Serangan ini dilakukan dengan mengirimkan sejumlah besar permintaan atau lalu lintas ke target yang akan menyebabkan kelebihan beban dan mengakibatkan kelambatan atau kerusakan sistem.
Serangan ini dapat menyebabkan gangguan serius dalam operasi bisnis dan infrastruktur digital. DoS attack dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk serangan distribusi DoS (DDoS), yang melibatkan penggunaan ribuan atau jutaan komputer yang terinfeksi untuk mengirim lalu lintas ke target secara bersamaan, meningkatkan efek serangan tersebut.
Pengertian Denial-of-Service (DoS) Attack
Denial-of-Service (DoS) Attack, atau serangan penolakan-layanan, merujuk pada serangan peretasan yang bertujuan untuk membanjiri infrastruktur jaringan suatu sistem dengan lalu lintas yang berlebihan, sehingga menyebabkan sistem menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna sah. Dalam serangan ini, peretas biasanya menggunakan berbagai metode untuk menghabiskan sumber daya sistem, seperti bandwidth, CPU, memori, atau penyimpanan, sehingga sistem menjadi tidak responsif terhadap permintaan pengguna
DoS attack umumnya dilakukan dengan mengirimkan sejumlah besar permintaan atau paket data yang tidak valid ke sistem target. Serangan ini bisa dilakukan secara langsung dengan mengirimkan permintaan melalui jaringan atau secara tidak langsung dengan menginfeksi komputer yang kemudian digunakan sebagai “bot” yang akan membantu dalam menjalankan serangan.
Bentuk serangan DoS yang umum meliputi SYN Flood Attack, Ping of Death, UDP Flood Attack, dan Smurf Attack. Serangan ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi penyedia layanan, bisnis, atau individu yang menjadi korban.
Beberapa contoh DoS Attack:
- SYN Flood Attack: Dalam serangan ini, penyerang mengirimkan sejumlah besar permintaan koneksi TCP ke sistem target, tetapi tidak pernah menyelesaikan koneksi. Hal ini menyebabkan sistem target tidak dapat melayani permintaan koneksi dari pengguna yang sah.
- Ping of Death: Serangan ini melibatkan pengiriman paket ping dengan ukuran yang tidak valid kepada sistem target. Sistem pada umumnya tidak dapat memproses paket dengan ukuran yang sangat besar, yang menyebabkan pembebanan berlebih pada sistem dan kemungkinan kerusakan.
- UDP Flood Attack: Dalam serangan ini, penyerang mengirimkan sejumlah besar paket UDP ke sistem target. Jumlah paket yang tinggi menyebabkan sistem kehabisan sumber daya untuk memproses paket yang sah, sehingga tidak dapat melayani permintaan lainnya.
- Smurf Attack: Serangan ini melibatkan pengiriman paket echo request ke alamat IP tertentu menggunakan alamat IP palsu yang merupakan alamat target. Server yang dihubungi oleh paket tersebut kemudian akan mengirimkan respon ke alamat IP palsu, yang kemudian dialihkan ke alamat IP target, sehingga membanjiri jaringan target dan menghentikan konektivitas dengan sistem.
Untuk melindungi diri dari serangan DoS, organisasi dapat mengadopsi berbagai solusi, termasuk firewall, penggunaan bandwidth shaping, dan perangkat lunak khusus yang dapat mendeteksi dan mencegah serangan ini. Dalam beberapa kasus, layanan keamanan manajemen serangan distribute (DDoS) juga digunakan untuk menangani serangan DoS yang lebih kompleks dan melibatkan banyak komputer bot.
Perbedaan Denial-of-Service (DoS) Attack dan Distributed Denial-of-Service (DDoS) Attack

Jika Anda sering mendengar tentang serangan keamanan jaringan atau serangan terhadap sebuah situs web, mungkin Anda sudah pernah mendengar tentang istilah Denial-of-Service (DoS) Attack dan Distributed Denial-of-Service (DDoS) Attack. Keduanya merupakan jenis serangan yang sering dilakukan oleh para penyerang untuk mengganggu akses ke sebuah sistem atau situs web. Meskipun terlihat serupa, ada beberapa perbedaan antara keduanya. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan DoS Attack dan DDoS Attack:
Denial-of-Service (DoS) Attack:
DoS Attack adalah serangan yang dilakukan dengan mengalirkan volume data yang melebihi batas daya tampung sistem atau server target. Penyerang menggunakan satu sumber untuk mengirimkan banyak permintaan sekaligus sehingga menyebabkan sistem tidak mampu menangani semua permintaan dan membuatnya crash atau menjadi tidak responsif. Serangan ini biasanya dilakukan melalui satu mesin atau komputer yang disebut “bot”. Dalam DoS Attack, sumber serangan bisa dari satu atau beberapa mesin.
Distributed Denial-of-Service (DDoS) Attack:
DDoS Attack memiliki perbedaan dengan DoS Attack pada sumber serangan yang digunakan. Dalam DDoS Attack, serangan dilakukan melalui banyak sumber, tidak hanya satu. Penyerang menggunakan jaringan bot atau “botnet” yang terdiri dari banyak komputer yang telah terinfeksi malware untuk melakukan serangan secara bersamaan terhadap satu target. Hal ini menyulitkan deteksi dan membuat serangan lebih kuat karena datang dari banyak sumber yang berbeda.
Berdasarkan perbedaan di atas, dapat disimpulkan bahwa DoS Attack menggunakan satu sumber serangan, sedangkan DDoS Attack menggunakan banyak sumber serangan. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat sistem atau server target tidak responsif atau tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan atau individu yang memiliki sistem atau situs web untuk menyadari risiko serangan ini dan melakukan langkah-langkah perlindungan yang tepat untuk mengurangi dampak serangan.
Dampak dari Denial-of-Service (DoS) Attack
Denial-of-Service (DoS) Attack adalah serangan yang bertujuan untuk membuat sebuah layanan atau sistem menjadi tidak tersedia bagi pengguna yang sah. Serangan ini biasanya dilakukan dengan membanjiri layanan atau sistem dengan lalu lintas internet sehingga mengakibatkan overloading dan menyebabkan layanan menjadi tidak berfungsi. Dalam hal ini, dampak yang timbul akibat DoS Attack sangatlah merugikan, baik bagi pengguna maupun pemilik layanan atau sistem yang diserang.
Berikut adalah beberapa dampak dari Denial-of-Service (DoS) Attack:
- Penurunan Kinerja: Serangan DoS mengakibatkan sistem atau layanan menjadi sangat lambat atau bahkan tidak responsif. Oleh karena itu, aktivitas pengguna maupun pemilik layanan terganggu karena tidak dapat menjalankan fungsi yang seharusnya dijalankan.
- Kerugian Finansial: Para pelaku serangan DoS dapat merugikan pemilik layanan dengan mengakibatkan kehilangan pendapatan. Layanan yang tidak tersedia selama serangan berarti pelanggan tidak dapat mengakses produk atau layanan yang ditawarkan, yang berpotensi menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
- Kehilangan Reputasi: Ketika sebuah layanan atau sistem menjadi target serangan DoS, kepercayaan pengguna terhadap layanan tersebut dapat menurun drastis. Hal ini dapat mengakibatkan reputasi perusahaan atau organisasi yang dimiliki oleh layanan tersebut tercoreng. Serangan ini juga dapat membuat pelanggan mencari alternatif lain yang lebih handal dan aman.
- Risiko Keamanan: Serangan DoS juga dapat digunakan sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari target yang sebenarnya. Pada saat sistem sedang sibuk menghadapi serangan DoS, para penyerang dapat memanfaatkan keadaan ini untuk melakukan serangan lain, seperti pencurian data atau merusak sistem keamanan yang sedang lemah.
- Dampak Psikologis: Serangan DoS yang menyebabkan layanan tidak tersedia dapat menyebabkan stres dan frustrasi bagi pengguna yang mengandalkan layanan tersebut. Selain itu, ketidakpastian mengenai keamanan data yang diproses oleh layanan yang terkena serangan DoS juga dapat menghasilkan dampak psikologis yang negatif.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang denial-of-service attack (DoS). DoS attack adalah serangan di mana penyerang berusaha untuk membuat layanan atau sistem menjadi tidak tersedia bagi pengguna yang sah. Serangan ini dilakukan dengan membanjiri target dengan lalu lintas yang sangat tinggi atau memanfaatkan kelemahan dalam sistem tersebut. Tujuan utama dari serangan ini adalah untuk mengganggu operasional layanan atau menyebabkan kerugian bagi pihak yang menjadi target.
Serangan denial-of-service dapat memberikan dampak serius, baik bagi individu maupun perusahaan. Dalam beberapa kasus, DoS attack dapat menyebabkan kehilangan data, penurunan produktivitas, dan kerugian finansial. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memiliki sistem keamanan yang kuat dan siap menghadapi serangan semacam ini. Selain itu, tindakan pencegahan dan pemantauan yang tepat juga harus dilakukan untuk meminimalisir resiko serangan denial-of-service di masa depan.